Postingan

DILEMA SEORANG IBU

             Artikel “Perempuan Pendidik Utama” yang ditulis oleh Benni Setiawan di dalam bukunya yang berjudul “Dasar-Dasar Ilmu Sosial (Refleksi Menuju Aksi)” menceritakan seorang perempuan yang tidak percaya diri ketika diberi sebuah pertanyaan “Apa pekerjaan Anda?” oleh temannya, Prof. Akh. Minhaji., Ph.D, alumnus McGill University, Kanada. Perempuan itu menjawab kalau ia hanyalah seorang ibu rumah tangga, sambil menundukkan kepalanya. Sang profesor pun bertanya-tanya, mengapa perempuan itu tidak percaya diri saat menjawab pertanyaan. Padahal, menurut sang profesor, ibu rumah tangga adalah pekerjaan yang mulia. Beliau juga mencontohkan bahwa pekerjaan ibu rumah tangga di Kanada dan Amerika Serikat menjadi pekerjaan yang sangat mulia.             Orangtua, terutama ibu, mempunyai kewajiban untuk memperhatikan pola pengasuhan terhadap anak. Waktu yang dimiliki ibu berkarir hanya sedikit untuk mendidik anak, bahkan untuk sekadar saling tegur sapa saja ada yang tidak sempat. Bia

FULL DAY SCHOOL, ANTARA HARAPAN DAN KENYATAAN

Lembaga pendidikan diyakini sebagai lembaga yang dapat mencetak generasi muda yang maju dan berkembang di dalam kehidupan nyata. Dengan bantuan pendidikan, setiap individu diharapkan bisa maju, mendapatkan pekerjaan, dan hidup yang pantas. Sistem Full Day School yang diselenggarakan berdasarkan kurikulum Kemendiknas dan Kemenag pun muncul di lembaga pendidikan. Full Day School, yang berarti kegiatan sehari penuh di sekolah, proses pembelajarannya   diberlakukan dari pagi sampai sore, sekitar pukul 06.45 – 17.00 bahkan ada yang selama kurang lebih 24 jam. Alasan banyak sekolah yang menganut sistem Full Day School yaitu adanya orangtua yang ingin anaknya selalu diawasi, orangtua yang memiliki tuntutan kerja sehingga tidak bisa menemani anaknya, serta keinginan orangtua agar anak mendapatkan sarana belajar dan mengembangkan potensi diri. Namun, bagaimana soal kualitas pendidikan sistem Full Day School ? Apakah memang benar-benar baik? Harapan dari Full Day School         

PRO DAN KONTRA RUU KETENAGAKERJAAN

            Akhir-akhir ini, Indonesia sedang ramai isu Revisi Undang-Undang (RUU) Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan yang menuai pro dan kontra bagi kalangan pengusaha maupun buruh. Bahkan, mereka melakukan aksi unjuk rasa di depan Gedung DPR RI pada awal Oktober lalu untuk menentang kebijakan pemerintah dalam merevisi undang-undang tersebut. Sebenarnya, pada tahun 2011 dan 2012, pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pernah mengajukan draft Revisi Undang-Undang Ketenagakerjaan ke program legislasi nasional (prolegnas), tetapi saat itu DPR menolak draft tersebut karena dianggap menguntungkan pengusaha dan merugikan pekerja, contohnya seperti tidak adanya kewajiban perusahaan memberikan THR. Akhirnya, sejak saat itu draft tersebut tidak lagi masuk ke prolegnas.             Kemudian, regulasi ketenagakerjaan yang dibuat oleh pemerintahan Presiden Megawati Soekarno dianggap telah usang dan perlu diperbarui demi pasar tenaga kerja yang lebih kompetitif oleh Men

Resensi Novel Hujan Karya Tere Liye

Gambar
RESENSI NOVEL HUJAN Judul Buku         : HUJAN Pengarang           : Tere Liye Penerbit             : Gramedia Pustaka Utama Kota Terbit          : Jakarta Terbit                   : Januari 2016 Desain Cover      : Orkha Creative Tebal Halaman   : 320 halaman (20 cm) Ukuran                 :  13,5 x 20 cm ISBN                      : 978-602-03-2478-4 Berat Buku           : 500 gram Sinopsis Novel Hujan Karya Tere Liye Buku ini menceritakan kisah cinta dan perjuangan hidup seorang gadis bernama Lail. Saat usianya baru menginjak 13 tahun ia harus menjadi yatim piatu. Pada hari pertamanya sekolah, bencana gunug meletus dan gempa dahsyat telah menghancurkan kota tempat tinggalnya dan membunuh ibu serta ayahnya. Letusan gunung api purba yang melebihi letusan gunung api Tambora dan gunung Krakatau. Beruntung ia diselamatkan oleh seorang anak berusia 15 tahun bernama Esok, ibu Esok tidak meninggal namun kedua kakinya harus diamputasi. Selama ham

Laporan Kegiatan Membaca Buku "Sila ke-6: Kreatif Sampai Mati" ciptaan Wahyu Aditya

Laporan Kegiatan Membaca Buku Judul Buku       : Sila ke-6: Kreatif Sampai Mati Pengarang         : Wahyu Aditya Penerbit            : Bentang Pustaka Kegiatan Prabaca No. Pertanyaan Sebelum Membaca Buku           1. Kreatif itu seperti apa?           2. Bagaimana cara menjadi seseorang yang kreatif?           3. Ide yang kreatif bisa datang dari mana saja? Kegiatan Pascabaca No. Bagian Butir-Butir Penting/Menarik           1. Cari Duniamu Wahyu Aditya memberikan kita jalan untuk segera menemukan dunia yang sesuai dengan minat, kesenangan dan cinta kita. Jika sekarang kita berada di dunia yang tidak sesuai dengan kesenangan hati, minat (passion) dan cinta. Maka segera cari dan segeralah menuju ke dunia yang kita mau. Jangan takut! Karena rasa takut, merupakan musuh besar kreativitas.           2. Berpikir dari berbagai arah Aditya

Cerita Anak SMA 1 Semester 1

                Hai, kali ini aku mau berbagi cerita masa-masa awal SMA ku. Seharusnya sih habis peristiwa terjadi, langsung cerita ke blog. Eh, karena nggak sempet, akhirnya aku bakal cerita 6 bulanku awal SMA disini, mumpung sudah liburan dan sudah selo. Hari itu, hari pertama aku masuk sekolah di SMA N 1 Wonosari. Masih polos banget, jaga image ke banyak orang. Sama temen sekelas juga masih proses kenalan, masih tahap menghapal nama yang satu dengan yang lain. Hehe. Waktu itu manggil nama temen sering ketuker-tuker gara-gara ada yang sama-sama pakai kacamata, dan ada yang sama-sama bertubuh kurus, hehe. Maklum lah ya.                 Tapi seiring berjalannya waktu, aku semakin akrab sama temen-temen sekelas, yaitu di X MIPA 1. Kebetulan, temen-temen sekelas ku pada asik-asik, selama ini nggak sering rasan-rasan, nggak ada yang nge-geng. Semua jadi satu. Apalagi kalo setiap istirahat, ngantin, kami segrombol hampir satu kelas makan bareng-bareng. Nggak cuma yang mau jajan

Thank's GOD. I am ....

                Hai, aku kembali lagi. Kali ini aku mau bercerita tentang masa-masa dimana aku harus melanjutkan sekolah. Yey!                 Kalau dari kecil sih impian ku ingin sekolah di SMA N 1 Wonosari. Yeah, impian itu berjalan sekian lama. Namun, saat aku sedang suka-sukanya dengan musik tradisional, sekitar kelas 8 lah, aku sempat ingin sekolah di SMK I Yogyakarta, yang mana sekolah itu adalah sekolah seni khusus di bidang karawitan, tari, serta pedhalangan. Dulu aku ingin sekali sekolah disana untuk mendalami karawitan. Namun,  setelah ku pikir-pikir, menjadi seniman tidaklah mudah. Ya iya sih semua pekerjaan proses nya memang tidak mudah. Namun, aku mikirnya kalo aku sekolah di sekolah seni, nantinya aku harus menjadi seniman kalo nggak ya kerja di dewan budaya gitu. Dan kalau mau sukses menjadi seniman, itu hal yang tidak main-main. Harus kreatif, inovatif, nggak boleh bosen sama seni, dan sebagainya. Lah sedangkan aku orangnya gampang bosen. Gimana bisa sukses? *